Tuhan Maha Besar, melampaui segala batas pemahaman manusia. Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa alam semesta, yang bagi kita tampak tak terukur dan tak terbayangkan luasnya, bagi Tuhan hanyalah seperti cincin yang diletakkan di tengah padang pasir. Perumpamaan ini menggambarkan betapa kecilnya alam semesta ini di hadapan keagungan Tuhan. Nabi Musa pernah memohon agar dapat melihat Tuhan secara langsung, namun Allah menolak permohonan tersebut, karena jika Tuhan turun ke bumi, alam semesta akan hancur. Terbayangkan, jika sesuatu sebesar galaksi kita turun ke bumi, niscaya kiamat pasti terjadi.
Alam semesta yang kita kenal hingga saat ini belum ditemukan ujungnya. Bahkan, teleskop tercanggih yang diciptakan oleh manusia tidak mampu menembus batas observable universe. Jika teknologi secanggih itu tidak dapat menembus batas-batas alam semesta, bagaimana mungkin kita dapat berharap untuk melihat Tuhan?
Namun, alam yang diciptakan Tuhan bukan hanya terbatas pada alam semesta yang dapat kita amati. Terdapat alam-alam lain yang tak terlihat oleh mata manusia: alam malaikat, alam jin, alam barzakh, serta surga dan neraka. Keagungan Tuhan nyata dalam penciptaan segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tidak kasatmata. Oleh sebab itu, ketika kita mengucapkan "Allah Maha Besar", ini bukan sekadar pujian, melainkan pengakuan akan kebesaran-Nya yang tak terbatas, bahkan secara harfiah.
Dalam hadits lain dijelaskan bahwa langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi Allah hanyalah seperti cincin yang dilemparkan di padang pasir, dan keagungan Arsy Allah jauh lebih besar lagi. Ini memberikan gambaran tentang betapa luas dan besarnya kekuasaan Tuhan, yang tidak dapat dibandingkan dengan apa pun yang ada di alam semesta.
Cinta sebagai Refleksi Kehadiran Tuhan
Dalam kehidupan manusia, cinta sering kali menjadi refleksi dari kehadiran Tuhan. "Tujhe mein rab dikhta hai"—"Aku melihat Tuhan dalam dirimu." Ketika dua insan saling mencintai, mereka sering kali melihat keagungan Tuhan dalam diri satu sama lain. Pengalaman ini bersifat ilahi, yang membawa seseorang lebih dekat kepada Tuhan melalui cinta yang tulus dan tanpa syarat.
Di mana ada kehidupan dan kebahagiaan, di sanalah Tuhan hadir, bahkan di antara manusia dan hatinya. Segala sesuatu yang indah dan harmonis di dunia ini merupakan manifestasi dari kehadiran-Nya, walaupun bukan Tuhan itu sendiri.
Manifestasi Tuhan dalam Ciptaan
Perhatikan sekelilingmu. Langit yang membentang, bumi yang kita pijak, dari yang dapat kita lihat hingga yang tersembunyi dari pandangan manusia, semuanya adalah manifestasi dari Tuhan, meskipun bukan Tuhan itu sendiri. Lihat pula ke dalam dunia binatang: mereka yang berkaki empat, dua, atau banyak, yang bersayap, bersirip, bersisik, berkuku tajam atau tumpul; yang hidup di darat, di air, atau yang terbang di langit; yang jinak maupun yang buas—semua makhluk ini adalah perwujudan dari Tuhan, meskipun bukan Tuhan itu sendiri.
Amatilah sesama manusia di sekitarmu. Mereka berasal dari berbagai bangsa, suku, warna kulit, jenis kelamin, dan latar belakang. Setiap dari mereka adalah manifestasi dari Tuhan, meskipun mereka bukan Tuhan itu sendiri. Tuhan bersemayam di dalam semua ciptaan-Nya, namun semuanya itu hanya merupakan manifestasi dari-Nya, bukan Tuhan itu sendiri.
Begitu pula dengan dirimu. Tuhan hadir di dalam jiwamu, di setiap hembusan napas yang kau ambil. Jiwamu adalah perwujudan dari Tuhan, namun bukan Tuhan itu sendiri.
Jalan Menuju Penyaksian Tuhan
Untuk menyaksikan Tuhan, kita harus memulai dengan melihat ke dalam diri kita sendiri. Namun, apabila kita cukup berani untuk melepaskan segala kesenangan duniawi dan kemelekatan indrawi, kita akan menyadari bahwa keinginan untuk melihat Tuhan itu sendiri adalah sesuatu yang tidak relevan. Mengapa? Karena ketika kita telah terbebas dari segala keterikatan duniawi, kita hanya akan melihat diri kita sendiri—diri yang sejati, diri yang tertinggi.
"Ketika kamu bercermin, yang akan tampak hanyalah bayanganmu sendiri, bukan bayangan orang lain."
Dalam kehidupan yang seimbang dan baik, kita dapat melihat Wajah Tuhan. Ketika kita menjumpai orang yang baik, di sanalah wajah Tuhan hadir. Sebaliknya, ketika kita menemui kejahatan, kita sedang berhadapan dengan perwujudan setan. Namun, keduanya merupakan bagian dari kehidupan, dan Tuhan hadir dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam terang maupun dalam kegelapan.
Pertanyaan Tentang Eksistensi Tuhan
Bagi sebagian orang, Tuhan dianggap sebagai sosok yang diciptakan oleh manusia untuk meringankan derita mereka di dunia. Mereka yang merasa putus asa, frustrasi, atau kehilangan arah sering kali mencari Tuhan sebagai pelindung. Mereka mengatakan bahwa meskipun Tuhan tidak dapat dilihat, Dia dapat dirasakan. Ini adalah keyakinan yang datang dari iman.
Namun, ada pula yang meragukan eksistensi Tuhan. Mereka bertanya: Bagaimana kita bisa yakin bahwa Tuhan ada jika Dia tidak dapat dilihat? Bagi mereka, Tuhan hanyalah konsep yang diciptakan oleh manusia untuk memberikan harapan.
Menyaksikan Tuhan di Zaman Modern
Di masa lalu, mereka yang mengaku telah melihat Tuhan sering dianggap sebagai orang suci, nabi, atau utusan Allah. Namun, di zaman sekarang, siapa pun yang mengklaim telah melihat Tuhan mungkin dianggap gila dan dipenjara. Apakah mereka benar-benar pernah melihat Tuhan? Tidak ada yang tahu. Klaim semacam itu bisa saja dibuat untuk berbagai tujuan, entah untuk mencari pengikut, kekayaan, atau kekuasaan.
Keyakinan dalam menyaksikan Tuhan sering kali berakar pada iman. Iman tidak memerlukan bukti fisik, melainkan hanya kepercayaan. Namun, jika seseorang di zaman sekarang mengaku telah melihat Tuhan, kemungkinan besar mereka akan dicap sebagai orang sesat atau gila.
Kesimpulan: Penyaksian Tuhan dalam Kehidupan
Pada akhirnya, Tuhan hadir di mana-mana, dalam segala hal yang kita lihat dan rasakan. Tuhan hadir dalam cinta, dalam kebaikan, dalam alam semesta yang luas, dan dalam jiwa kita sendiri. Untuk menyaksikan Tuhan, kita tidak perlu mencarinya di luar sana. Cukup lihat ke dalam diri kita sendiri, kepada orang-orang di sekitar kita, dan ke dalam alam semesta yang penuh dengan keajaiban.
Tuhan adalah keagungan yang tak terukur, yang melampaui segala batasan. Dia hadir dalam setiap aspek kehidupan kita, dalam bentuk yang tak terlihat dan tak terjangkau oleh mata manusia, namun nyata dalam hati dan jiwa setiap makhluk-Nya.
Komentar
Posting Komentar