Ilustrasi anak kecil yang memakan semangka (sumber: pixabay.com/users/jillwellington) Membiasakan anak untuk membawa bekal ke sekolah adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan asupan gizi mereka terpenuhi. Bekal yang disiapkan di rumah memungkinkan orangtua untuk mengontrol kualitas dan kandungan nutrisi makanan yang dikonsumsi anak, yang tentunya sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Namun, jika tidak disiapkan dengan benar, bekal dapat menimbulkan risiko kesehatan, seperti makanan yang basi atau terkontaminasi. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memperhatikan beberapa hal saat menyiapkan bekal anak agar tetap aman dan sehat dikonsumsi. Selain itu, memastikan anak mau membawa dan memakan bekal juga membutuhkan pendekatan yang kreatif dan penuh perhatian. Tidak semua anak antusias membawa bekal ke sekolah, seringkali karena mereka bosan dengan menu yang ituitu saja atau merasa tidak tertarik dengan penyajian makanannya. Dalam ha...
Apakah Banyak Psikolog Mengalami Gangguan Mental? Mitos atau Fakta?
Permasalahan kesehatan mental di kalangan psikolog terapan ternyata cukup umum, namun sering kali diabaikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh anggapan bahwa topik ini masih tabu untuk dibahas secara terbuka dalam profesi tersebut.
Namun, menurut studi yang dilakukan oleh Sarah E. Victor dan timnya, kita perlu mulai menaruh perhatian yang lebih serius terhadap isu ini. Penelitian mereka menunjukkan bahwa sejumlah besar staf pengajar, mahasiswa pascasarjana, serta individu yang terlibat dalam program doktoral, magang psikologi klinis, konseling, dan pendidikan, mengalami tantangan kesehatan mental yang serius.
Dari 1.692 responden yang diteliti, lebih dari 80% mengaku pernah mengalami masalah kesehatan mental, dan hampir setengah dari mereka telah didiagnosis dengan gangguan mental. Masalah yang paling umum adalah depresi, gangguan kecemasan umum, serta pikiran atau perilaku bunuh diri.
Hal yang mengejutkan adalah mereka yang telah didiagnosis dengan gangguan mental cenderung menghadapi masalah yang lebih spesifik dan mengalami kesulitan yang berkelanjutan dibandingkan dengan mereka yang belum didiagnosis. Mahasiswa, khususnya, lebih rentan mengalami masalah mental yang berkepanjangan dibandingkan dengan staf pengajar.
Kondisi ini sangat memprihatinkan. Tingkat gangguan mental di kalangan staf dan mahasiswa psikologi ternyata sama atau bahkan lebih tinggi daripada populasi umum. Hal ini menjadi pengingat bahwa mereka yang bekerja untuk membantu orang lain juga membutuhkan perhatian serius terkait kesehatan mental mereka sendiri. Oleh karena itu, perlu ada keterbukaan dan dukungan lebih besar bagi para profesional di bidang ini.
Penelitian ini dengan jelas menunjukkan bahwa isu kesehatan mental di kalangan psikolog terapan harus mendapatkan perhatian yang lebih besar.
Komentar
Posting Komentar