Langsung ke konten utama

5 Trik Agar Anak Tidak Bosan dengan Bekalnya, Cara Mengatasi Anak yang Sering Menolak Bekal dari Rumah

  Ilustrasi anak kecil yang memakan semangka (sumber: pixabay.com/users/jillwellington)  Membiasakan anak untuk membawa bekal ke sekolah adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan asupan gizi mereka terpenuhi. Bekal yang disiapkan di rumah memungkinkan orangtua untuk mengontrol kualitas dan kandungan nutrisi makanan yang dikonsumsi anak, yang tentunya sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Namun, jika tidak disiapkan dengan benar, bekal dapat menimbulkan risiko kesehatan, seperti makanan yang basi atau terkontaminasi. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memperhatikan beberapa hal saat menyiapkan bekal anak agar tetap aman dan sehat dikonsumsi. Selain itu, memastikan anak mau membawa dan memakan bekal juga membutuhkan pendekatan yang kreatif dan penuh perhatian. Tidak semua anak antusias membawa bekal ke sekolah, seringkali karena mereka bosan dengan menu yang ituitu saja atau merasa tidak tertarik dengan penyajian makanannya. Dalam ha...

Bagaimana Cara Tetap Termotivasi Saat Semangat Anda Memudar?


Terkadang, kita merasa sangat semangat ketika menemukan hal baru, seperti ketika pertama kali bertemu dengan aplikasi Memrise. Awalnya, aplikasi ini begitu menarik. Kita merasa senang bisa belajar bahasa baru, seperti Jerman, Prancis, dan Jepang. Kosakata baru yang didapat setiap hari membuat kita merasa puas dan percaya diri. Di awal, kita merasa seolah-olah bisa menguasai bahasa dengan cepat, mungkin bahkan seakan kita sudah setara dengan penutur asli. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa semangat itu mulai pudar. Setelah seminggu, kita mulai merasa bosan, dan hanya membuka aplikasi tersebut untuk sekedar menambah poin harian. Lama kelamaan, rasa bosan semakin mendalam dan kita mulai merasa kosakata yang kita pelajari tidak terlalu bermanfaat lagi. Mengapa hal ini terjadi? Salah satunya mungkin karena efek Dunning-Kruger.


Pada tahap pertama, kita merasa percaya diri yang tinggi karena baru mulai belajar sesuatu yang baru dan merasa ilmu yang kita peroleh sangat bermanfaat. Namun, setelah beberapa waktu, kita menyadari bahwa apa yang kita pelajari sebenarnya masih sangat dasar. Rasa percaya diri kita mulai menurun, dan kita merasa bingung dengan seberapa jauh kita bisa melangkah. Banyak orang akhirnya menyerah di tahap ini dan mencari hal baru yang tampak lebih menjanjikan. Namun, begitu mereka mencoba hal baru, perasaan bosan dan kebosanan akan muncul lagi, menciptakan siklus yang tak ada habisnya.


Dopamin, yang awalnya memberi kita rasa senang dan puas, mulai menurun seiring waktu. Perasaan bosan muncul, dan itu menjadi tantangan besar. Kita mulai merasa bahwa hal-hal yang dulunya menarik kini menjadi monoton dan membosankan. Namun, jika kita terus berusaha untuk mengabaikan rasa bosan ini dan tetap fokus, kita akan menemukan kembali semangat dan motivasi yang hilang. Ketika kita bisa melewati masa-masa sulit ini, kita akan masuk ke tahap ketiga—di mana kita benar-benar mengapresiasi apa yang telah kita pelajari, bukan hanya sekedar mengejar target atau poin harian. Kosakata yang kita pelajari mulai terasa lebih berguna dan memberi kita kepuasan yang lebih dalam.


Baca juga: Jarang Bicara, Apakah Tanda Kurang Cerdas?


Begitu juga dengan impian kita dalam hidup. Impian-impian besar yang kita kejar sering kali terasa mustahil dan sulit dicapai. Terkadang, meski kita sudah berusaha keras, kita merasa belum mendapatkan hasil yang diinginkan. Mungkin kita merasa kesulitan, seperti saat belajar bahasa baru yang awalnya menyenangkan tapi akhirnya terasa membosankan. Tapi jika kita berhenti hanya karena rasa malas atau ketidaknyamanan, mungkin impian itu sebenarnya tidak cukup penting bagi kita. Saya sering merasa begitu, bahkan setelah menghilangkan rasa malas, saya masih merasa jalan menuju impian begitu panjang dan sulit. Mungkin saya melupakan satu hal penting dalam perjalanan ini: bahwa saya berusaha sendirian, seolah bisa mengatasi segalanya tanpa pertolongan yang lebih besar. Padahal, ada banyak cara yang bisa kita coba jika kita benar-benar menginginkan sesuatu.


Sering kali kita merasa cemburu dengan apa yang orang lain miliki atau kejar. Sebaik apapun impian itu, tetap saja tidak ada yang lebih besar dari kekuatan dan ketekunan yang kita butuhkan untuk terus maju. Namun, jika rasa malas mulai menghambat kita, itu bukan masalah impian itu sendiri, melainkan seberapa penting impian tersebut bagi kita. Jika kita benar-benar menginginkannya, kita pasti akan menemukan cara untuk mengatasi rasa malas dan tantangan lainnya. Tetapi jika kita terhenti hanya karena malas, mungkin itu artinya impian tersebut hanya sebatas angan-angan yang tidak pernah kita prioritaskan.


Ketika kita merasa terhenti atau malas, kita harus ingat bahwa impian besar memerlukan kesabaran dan usaha yang konsisten. Jangan biarkan gravitasi rasa malas menarik kita terlalu lama ke zona nyaman, karena jika kita terus berjuang, kita akan mulai melihat hasilnya. Fokuslah pada apa yang benar-benar penting, dan biarkan setiap langkah kecil mendekatkan kita pada impian yang kita inginkan. Jadi, mari kita belajar untuk lebih fokus, mengutamakan yang lebih penting dalam setiap impian yang kita kejar, dan menemukan kedamaian dalam perjalanan hidup kita yang penuh tantangan ini.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Trik Agar Anak Tidak Bosan dengan Bekalnya, Cara Mengatasi Anak yang Sering Menolak Bekal dari Rumah

  Ilustrasi anak kecil yang memakan semangka (sumber: pixabay.com/users/jillwellington)  Membiasakan anak untuk membawa bekal ke sekolah adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan asupan gizi mereka terpenuhi. Bekal yang disiapkan di rumah memungkinkan orangtua untuk mengontrol kualitas dan kandungan nutrisi makanan yang dikonsumsi anak, yang tentunya sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Namun, jika tidak disiapkan dengan benar, bekal dapat menimbulkan risiko kesehatan, seperti makanan yang basi atau terkontaminasi. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memperhatikan beberapa hal saat menyiapkan bekal anak agar tetap aman dan sehat dikonsumsi. Selain itu, memastikan anak mau membawa dan memakan bekal juga membutuhkan pendekatan yang kreatif dan penuh perhatian. Tidak semua anak antusias membawa bekal ke sekolah, seringkali karena mereka bosan dengan menu yang ituitu saja atau merasa tidak tertarik dengan penyajian makanannya. Dalam ha...